Penulis mendapatkan picture dari sebuah Halaman Facebook di luar negeri (hasil share seorang teman) yang membandingkan antara Kejadian di dunia One Piece Manga tersebut dengan kejadian di dunia nyata, berikut gambarnya:
Source pic: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=426067297431488&set=a.275861599118726.61594.271521602886059&type=1&relevant_count=1 |
Guardate l'immagine tratta dal capitolo di oggi e i calchi delle vittime di Pompei dopo la prima nube tossica. Sono d'accordo con chi dice che il sensei abbia preso ispirazione proprio da quest'ultimi (o cmq dagli effetti di eventi simili) per mostrare gli effetti del potere dello (ex) Slime. E la cosa mi piace, eccome se mi piace :D
Terjemahannya dalam bahasa Indonesia kurang lebih adalah sebagai berikut:
Lihatlah gambar chapter hari ini dan gips (?) korban Pompeii setelah awan beracun yang pertama. Saya sependapat jika ada yang bilang bahwa sensei telah mengambil inspirasi dari yang terakhir (atau dari dampak peristiwa yang serupa) untuk menunjukkan efek kekuatan Smiley (ex). Dan hal yang saya sukai, bagaimana saya menyukainya. :D
Btw, kalimat terakhir jangan ditanya, penulis juga kurang memahaminya. :v
Nah, mari kita mengkaji sedikit tentang Sejarah Pompeii. Ini adalah hasil coppas sebuah artikel dari kompasiana mengenai letusan gunung Vesuvius yang merupakan penyebab terbentuknya gips (?) manusia tersebut:
"Pada 1863 Fiorelli menemukan banyak obyek yang menyerupai tubuh manusia di reruntuhan kota. Setelah dibersihkan dengan cermat, hasilnya luar biasa mengejutkan. Debu-debu vulkanik rupanya telah mengeraskan mayat manusia dan hewan, membentuk semacam cetakan yang menunjukkan saat-saat ajal mereka. Korban-korban itu tampak mati kesakitan karena ekspresi kesakitan tampak jelas di wajah mereka. Dalam salah satu catatan hasil penelitian Harun Yahya, tertulis “Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi kesakitan dan keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab."
"Vesuvius mulai meletus pada 24 Agustus malam.
Menurut catatan saksi mata yang berhasil ditemukan, dari puncak gunung
muncul debu pekat, meluncur ke atas dengan perkiraan kecepatan yang
setara dengan 600 km/jam. Hampir setiap detik, sekitar
10,000 ton abu vulkanik menyembur ke angkasa. Dalam hitungan menit, awan
debu menjulang sampai ketinggian 8 kilometer. Puluhan ribu ton debu
panas tersapu dan jatuh ke Pompeii dan samudera. Air laut di pantai Bay
bahkan tertutup debu hingga kapal tak bisa berlabuh. Debu
bertumpuk-tumpuk di atap-atap rumah, dan pada saat yang sama tanah terus bergetar keras karena ledakan itu. Menjelang pagi tanggal
25 Agustus, terbentuk kolom-kolom material vulkanik dengan ketinggian
sampai sekitar 12 kilometer dan jutaan ton debu menyembur ke segala
penjuru. Jalanan kota Pompeii tertutup debu setebal hampir satu meter."
"Pada pagi harinya serangkaian material
pyroclastic muncul dari perut Vesuvius. Puncak gunung runtuh dan
material keluar dengan kecepatan 15 kali lebih cepat ketimbang
sebelumnya. Kolom-kolom awan debu itu sangat pekat sehingga mulai
meluncur ke bawah dengan suhu lebih dari 800 derajat celcius. Celakanya, luncuran itu mengarah ke kota Pompeii dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam. Pompeii dan warganya punah dalam hitungan menit. lautan di seputar pantai menjadi daratan karena begitu tebalnya debu yang jatuh ke samudera."
Nah, dari cuplikan artikel di atas, mungkin benar bahwa kali ini sepertinya sensei terinspirasi dari kota Pompeii yang disebut-sebut sebagai kota yang bernasib sama dengan kota Sodom dalam kisah Nabi Luth. Lihat kesamaan kejadiannya, kedua kejadian sama-sama melibatkan asap dan sama-sama membuat manusia membatu. Mungkin sensei ingin menerapkan kejadian yang begitu berbahaya di Pompeii yang menewaskan jutaan manusia seketika dalam komiknya untuk memperlihatkan seberapa besar bahaya yang dimiliki oleh senjata Shinokuni tersebut.
Jadi, apakah benar sensei terinspirasi dari kejadian di Pompeii? Ataukah hanya kebetulan saja? Hanya Sensei dan Tuhan yang tahu. :D
Sumber: sejarah.kompasiana.com
Sumber: sejarah.kompasiana.com
Mantap bung Fudo.... :D
BalasHapusMenurut saya pasti terinpirasi Odachi... namun kalau di tanya pasti jawabnya kebetulan ==a
William Smilee
@William, Haha, nggak juga kok, kadang sensei menjawab kalo ditanya suatu adegan itu terinspirasi darimana, seperti waktu kejadian pelangi bundar.. :)
BalasHapus