Chapter 003 - Final Story of Begins Night

Fudo Jishida
By Mif Hoeda (OPFCI)
“Ungh!” Fudo kelagapan. Dia dipaksa menelan buah itu hingga habis semuanya. Pahit sekali hingga Fudo nyaris muntah. Basco menunggu. Tidak ada reaksi apa-apa. “Huh! Hanya buah palsu ternyata!” teriak Basco kesal. Lalu dilemparnya Fudo jauh-jauh.

“Hahahahaha... kita akan segera mendatangi pasar budak. Kita berikan hadiah kita ini pada Tuan Dofla!! Hahahahaha!!!”

Fudo hanya bisa terdiam. Dilihatnya dari jauh, penduduk desa terkapar tak berdaya. Dia menangis. Dia takut akan kehilangan Asako dan penduduk desa yang disayanginya. Fudo pun berusaha berdiri. Terlihat darah mengucur deras dari keningnya.

“Huh! Masih hidup saja kau!” teriak Basco. “Bereskan dia!” perintahnya pada anak buahnya.

Salah satu anak buah Basco berlari ke arah Fudo dengan menghunus pedang. Fudo ketakutan, tapi dia tidak bisa banyak bergerak. Pedang pun diayunkan tepat ke arah kepala Fudo. Fudo yang ketakutan, secara reflek mengangkat tangannya untuk melindungi kepalanya.

Zappp!!!

Hah? Apa yang terjadi? Pikir Fudo kebingungan. Semua anggota bajak laut Basco tercengang. Anak buah Basco yang menghunus pedang tersebut tiba-tiba tidak bergerak. Seperti patung, orang itu tidak bergerak sama sekali, bahkan seperti tidak ada kehidupan di sana.

“Huh! Aku lengah! Jadi ini kekuatan buah iblis yang kita dapat tadi? Apa namanya? Yamu Yamu no Mi? Pantas saja dia tidak bisa bergerak.” Umpat Basco kesal. “Semuanya! Tangkap anak kecil itu! Kita bisa menjualnya dengan harga tinggi karena kekuatan buah iblisnya!”

Semua anak buah Basco pun berlari menerjang. Fudo ketakutan. Tapi dia tahu bahwa dia telah memiliki kekuatan baru yang bahkan dia sendiri belum mempercayainya. Dia menghindar sambil menyentuh para pasukan bajak laut itu satu per satu. Hingga semua anak buah Basco akhirnya berhenti semuanya.

“Cuih! Anak ingusan berhasil mengalahkan anak buahku! Huh!” umpat Basco kesal. Basco pun berlari kencang ke arah Fudo. Diayunkannya rantai di tangannya ke arah Fudo. Karena kecepatannya, Fudo tidak bisa menyentuh rantai Basco. Fudo pun terlempar jauh. “Kakak! Kaburlah saja! Jangan memaksakan diri! Kakak bisa mati!” teriak Asako sembari menangis. Terlihat di keningnya, darah mengucur bekas dihajar Basco tadi.

“Apa menurutmu aku akan mati begitu saja? Tidak. Apapun yang terjadi ku akan hidup. Karena aku kakakmu, dan aku harus selalu ada untuk menjagamu. Aku akan memenuhi janjiku untuk selalu menemanimu. Karena aku adalah seorang kakak.” Fudo mengatakannya sembari tersenyum lebar ke arah Asako. Itu bukan senyuman orang yang siap mati, melainkan senyuman pria yang siap bertempur dengan nasib. Asako hanya bisa menahan tangis melihat ketegaran kakaknya.

“Bocah yang menarik.”

Terdengar suara entah darimana. “Siapa itu?” Basco celingukan mencari arah suara itu. Yang dicari ternyata berada di langit, melompat turun entah darimana. Bruak! Suara kakinya menapak tanah terdengar keras.

“Angkatan Laut!” teriak salah seorang anak buah Basco. “Tapi di mana kapal angkatan lautnya?”

“Aku tidak sabar, makanya aku meminta bantuan seekor elang untuk membawaku kemari. Kapalku masih jauh.” Kata orang itu. “Haaah, perjalanan terbang yang melelahkan.”

“Meminta tolong elang? Apa orang ini gila?” teriak anak buah Basco. “Tidak usah banyak mulut. Seraaang!” teriak Basco memberi perintah.

“Artwork! Taka (elang)!” teriak angkatan Laut itu sembari melompat ke langit. Yang menyerang kebingungan. Mereka melihat ke atas. Mereka terkejut melihat seekor elang menerbangkan angkatan laut tersebut.

Elang itu tiba-tiba hilang. “Artwork! Shishi (singa)!” teriak angkatan laut itu yang diikuti dengan munculnya seekor singa besar. Singa itu menyerang para bajak laut kacangan itu. “Artwork! Kuma (Beruang)!” kali ini beruang besar yang muncul menyerang bersamaan dengan hilangnya singa tadi. Basco pun marah. Dia maju menyerangnya sendirian. Fudo, yang sedang terluka parah, terpana melihat kekuatan angkatan laut tersebut.

“Bocah, siapa namamu?” teriak angkatan laut itu pada Fudo. “Hah? Err, namaku Fudo, Tuan!” jawab Fudo. “Fudo ya? Ingat baik-baik namaku. Aku Aruto ‘The Forest’, Letnan Angkatan Laut.” Kata angkatan laut tersebut dengan berkharisma. Duakk! Tiba-tiba dia memukuli semua anak kecil termasuk Asako hingga pingsan dengan kecepatan Soru, salah satu jurus dalam beladiri angkatan laut, Rokushiki. Hanya Fudo yang dibiarkan sadar. “Apa maksudmu?!” teriak Fudo marah. Kecewa karena seseorang yang dianggapnya penolong malah menyakiti adiknya.

“Maafkan aku nak, aku hanya tidak ingin ada saksi mata dalam aksiku ini. Ngomong-ngomong, kau punya kekuatan Buah Iblis bukan?” kata Aruto pada Fudo. “Buah Iblis? Maksud anda sesuatu tentang Yamu Yamu yang mereka sumpalkan padaku itu?” jawab Fudo.

“Ya. Sepertinya kekuatanmu menarik. Artwork! Fudo!”

_______________________

“... dan tidak ada yang tahu kejadian setelahnya. Saat Fudo sadar, semuanya selamat. Tapi sayangnya, Asako menghilang. Tidak ada seorang pun yang tahu keberadaannya. Saat Letnan Aruto membawa Bajak Laut Basco ke kapal yang menyusulnya beberapa saat setelah itu, Tuan Takeyama terbangun dan melihatnya. Tapi Asako tidak ada di manapun. Tuan Takeyama yang setengah sadar setelah dihajar Basco bersama yang lain, tidak sengaja melihat ke arah Letnan Aruto, dan saat itu Letnan Aruto berkata, ‘Maafkan.... a... ku tidak... men... jaga anak.... itu’. Pak Takeyama hanya bisa mendengarnya samar-samar. Dia menganggap bahwa Asako sudah mati. Kami pun beranggapan sama. Saat kami menceritakannya pada Nak Fudo, dia menangis sangat keras seharian.”

“Beruntung, kain yang biasa dikenakan Asako di kepalanya tergeletak di tanah saat itu. Mungkin terjatuh. Berkatnya, Fudo bisa mengenang adik kesayangannya itu. Dan kain itu sekarang selalu dikenakan di lehernya.” Cerita bibi itu panjang lebar.

“Waw, di balik Kak Fudo yang jahil, ternyata tersembunyi kisah yang menyedihkan.” Kata Ranko.

“Iya, tapi entah kenapa dia selalu tersenyum.” Heran Emi.

“Itulah nak Fudo, dia sudah belajar tegar semenjak ayahnya pergi dari desa ini. Dan setelah kejadian itu, dia dikaruniai kekuatan iblis, yang membuatnya dengan mudah diterima sebagai Angkatan Laut.” Terang bibi itu sembari tersenyum.

“Semuanya! Fudo berangkat yaa!” Fudo melambai ke arah pantai. “Fudo akan menjadi Marine yang hebat di tempat Fudo yang baru! Meski berangkat sendirian, Fudo yakin Fudo sanggup melewati ganasnya Grand Line! Karena itulah latihan yang diberikan padaku sebagai bukti aku sanggup menjadi Marine yang hebat di tempatku yang baru!” Fudo berteriak sembari tersenyum.

Bibi yang tadi bercerita tersenyum, “Dasar anak yang merepotkan, ibu tidak membesarkanmu untuk jadi orang yang gagal, Fudo. Suamiku, Ayahmu, mungkin akan menemuimu suatu saat nanti, di lautan sana.” Bisik ibu tadi sembari meneteskan air mata.

Fudo melepas kain yang melilir di lehernya. Kain itu kemudian diangkatnya ke atas, sembari berteriak, “Asako! Lihatlah kakakmu ini! Fudo janji, Fudo akan terus menjaga semua perempuan di dunia ini, seperti janjiku padamu! Meski kakak tidak bisa menjagamu, tapi kakak masih bisa menjaga semua teman-temanmu!” Fudo tersenyum, matanya berkaca-kaca.

“Yamu Yamu no Yipppiee!!! Waktunya berlayar!!!”



“kakak janji, bakalan ngejagain kamu ma temen-temen cewekmu”



-Bagian 01- TAMAT


This Post is created by Fudo~ All Post related to Japan's Entertainment Product

Artikel Chapter 003 - Final Story of Begins Night ini dipublish oleh Fudo pada tanggal 12 Juni 2012. Jangan lupa tinggalkan komentar ya.. :D. Ada 0 komentar: di postingan Chapter 003 - Final Story of Begins Night
 

0 komentar:

Posting Komentar