Fudo Jishida by Tony Indrawan(OPFC) |
Pagi yang cerah. Ya, cukup cerah
untuk lautan yang kacau di Grand Line. Di atas sana terlihat burung camar
terbang dengan tenang. Burung-burung hinggap di layar kapal dan berkicau indah.
Di bawah sana terlihat seorang gadis. Gadis kecil cantik berambut putih perak
itu duduk menikmati matahari di buritan kapal Campina Champion.
“Kak Rezha! Ambilkan es krimku
dong kak!” teriak gadis itu.
“Baik kapten!” yang dipanggil pun
tak lama kemudian datang menghampiri dengan membawa sebatang es krim kesukaan Jessie,
sang Kapten.
Angin berhembus pelan, meniup tiap helai rambut gadis itu. Sejuk, damai.
Suasana yang kontras dengan keadaan sebelumnya yang mereka hadapi. Dikejar oleh
seorang VA memang suatu keadaan yang sangat “tidak damai”.
Masing-masing
kru sedang menikmati suasana itu dengan cara mereka sendiri. Bhatara Pohan, sang
tabib kapal sedang berada di atas memperhatikan arah laju kapal. Di dalam, Mif
Hoeda sedang berlatih push-up sementara Decky duduk di punggungnya dan melap
pedang kesayangannya. Rezha yang tadi diperintah mengambil es krim pun kembali
menikmati sejuknya angin laut di sisi kapal yang lain. Tiba-tiba….
“Kapten,
ada seekor burung berbentuk aneh dari arah jam 1.30!” Teriak Bhatara membuyarkan
keheningan.
Sang
Kapten segera melihat ke arah yang ditunjuk sementara yang lain serempak
meninggalkan kesibukan masing-masing, penasaran.
“Itu
bukan burung-roo! Itu Pesawat!” teriak Rezha.
“Itu
lebih mirip roket ngadat menurutku, tuh lihat seperti ada letupan-letupan kecil
di belakangnya.” Kata Decky berpendapat. Bhatara mencoba mengamati benda
terbang tersebut dengan teropong kapal.
“Eng..
anu..” Bhatara seperti hendak menyampaikan sesuatu.
“Apa
kak Pohan? Itu manusia? Dan dia memakai seragam Angkatan Laut dengan syal biru
di lehernya? Dan dia memakai Geppou di atas sana? Bagaimana bisa? Ini kan di
Grand Line dan jaraknya jauh dari pulau terdekat! Berarti dia melakukan Geppou
dari jarak yang amat jauh!” teriak Jessie kaget dan tak percaya.
“Kapten
mengerti apa maksud perkataan Bhatara!!??” teriak semua kru yang lain serempak,
lebih kaget daripada sang Kapten.
“That
aside, musuh dari Angkatan Laut mengejar, kita harus bersiap!” perintah Jessie.
Tapi
aneh, sang Angkatan Laut yang dimaksud tiba-tiba melambat, sedikit demi sedikit
dia merendah. Begitu mencapai atas kapal Campina Champion, dia terjatuh! Semua
kru kaget karena Angkatan Laut yang dimaksud pingsan di tempat dengan tubuh
menghadap ke bawah. Terlihat jelas simbol Marine di punggungnya yang entah
kenapa dicoret silang.
“Kak
Pohan, periksa orang ini kak, sepertinya dia butuh bantuan..” kata Jessie yang
membuat kru yang lain terperangah, heran.
“Kapten
serius mau menolong dia? Angkatan Laut kan musuh kita?” Mif tak percaya,
begitupun Rezha dan Decky. Tapi Bhatara tetap tenang dan memeriksa si Angkatan
Laut, menuruti perintah sang Kapten.
“Tubuhnya
panas!” kata Bhatara, “Sepertinya dia kelelahan, lihat keringat yang keluar
dari tubuhnya!”
Setelah
membalik badan si Angkatan Laut, alangkah kagetnya Bhatara, karena dia
mengenali wajah Angkatan Laut yang ditolongnya itu.
“Dia
kan…” kata Bhatara tak percaya.
“Dia
siapa kak Bhatara?” kata Mif, entah lupa atau memang dia belum pernah bertemu
dengan Marine tersebut.
“Dia
Fudo Jishida! Lieutenant Fudo dari South Blue yang dikirim ke Impel Down dan
melawanku pada fanfic sebelumnya!” teriak Bhatara, “Harusnya aku menyadari syal
biru dan rambut birunya itu. Apa yang hendak dilakukannya di sini? Kenapa dia
mengejar kapal kita?”
Sunyi.
Semua bingung dengan apa yang terjadi. Bahkan burung-burung yang tadinya
berkicau riuh, seperti kehilangan pita suaranya, tiada suara keluar sedikit
pun. Bhatara membopong Fudo ke dalam ruang pemeriksaan, berharap segera bisa
menyembuhkannya agar dapat menginterogasinya kemudian.
---------
“Sepertinya
dia melakukan Geppou dari jarak yang amat jauh hingga sampai kemari. Kakinya
terlihat seperti orang yang habis berjalan jauh tanpa berhenti.” Bhatara
menjelaskan pada Jessie dan kru yang lain. “Untuk saat ini aku sudah mengobati
seperlunya dengan kekuatanku, tapi kelelahan yang didapatnya terlalu besar
hingga mempengaruhi mentalnya hingga dia tak sadarkan diri. Tapi mungkin tidak
lama lagi dia akan bangun, mudah-mudahan.”
“Ya
sudah, untuk sementara ini biarkan dia istirahat dulu. Nanti kita interogasi
dia setelah siuman.” Kata Sang Kapten.
“Kenapa
Kapten menolongnya? Dia kan angkatan Laut.” Protes Mif.
“Kak
Mif mau protes?” jawab Jessie sembari tersenyum dingin. Yang diajak bicara pun
bergidik ngeri. Mif terdiam tak berani melanjutkan.
“Eng..
anu.. tenang aja Mif, dia tidak akan berulah. Kapten sudah menyuruh Decky
menyiapkan borgol untuk kedua kaki dan tangannya. Meski bukan borgol batu laut,
dia tetap akan susah bergerak.” Bhatara menjelaskan.
“Roo!
Kalau begitu ayo kita bernyanyi-roo!” teriak Rezha. Bhatara menghentikannya.
“Eng..
anu.. kalau bernyanyi di luar saja, biarkan dia istirahat dulu.”
Rezha
dan yang lain pun berjalan keluar ruangan. Di luar tiba-tiba saja sudah berisik.
Nyanyian demi nyanyian dilantunkan oleh Rezha, sang musisi kapal. Tinggal sang
Kapten, Bhatara, dan Fudo yang tergeletak lemah.
“Aku
tidak merasakan keinginan untuk menyerang dari kakak ini.” Jelas Jessie,
“Sepertinya dia datang dengan maksud damai.”
“Aku
tidak bisa sependapat, kapten. Kita berjaga-jaga saja karena bagaimanapun, dia
tetap Angkatan laut.”
“Ya,
kita lihat saja nanti, apakah aku bisa menjadikannya budak atau tidak. Tapi itu
urusan lain, yang penting biar dia sehat dulu lalu kita interogasi.”
“Ya,
kita harus interogasi dia…… tunggu, Kapten mau memperbudaknya!?”
“Sudahlah,
tak usah dipikirkan. Aku ikut keluar ya kak Pohan?” kata Jessie sembari pergi
meninggalkan Bhatara yang terbingung, sendirian bersama Fudo yang masih
terlihat lemah.
Sore
itu, kicauan burung sudah tidak terdengar lagi. Mereka hanya beterbangan di
angkasa menikmati sore. Beberapa hinggap di tiang penyangga layar kapal. Damai.
Laut yang tenang, kontras dengan kondisi Grand Line yang biasanya kacau. Matahari
terlihat seperti ada tiga di horizon sana, mungkin efek yang sama seperti oase
di Gurun Pasir sedang terjadi di Grand Line. Sebentar lagi malam hari tiba.
---------
Fans Fiction yang masih dalam proses... :D
BalasHapusHaha... Mantap bang Fudo... Kisah persona sendiri sepertinya...
BalasHapus~ Kidd WTP
Hihi, memang dari lama ada niatan untuk membuat Fanfic tentang diri dan Kawan2 X-Cream, tapi baru bisa membuat.. :3
BalasHapus