[My Short Stories] 001 - Free Bird


Fudo Jishida
by Tony Indrawan(OPFC)
Pagi yang cerah. Ya, cukup cerah untuk lautan yang kacau di Grand Line. Di atas sana terlihat burung camar terbang dengan tenang. Burung-burung hinggap di layar kapal dan berkicau indah. Di bawah sana terlihat seorang gadis. Gadis kecil cantik berambut putih perak itu duduk menikmati matahari di buritan kapal Campina Champion.

“Kak Rezha! Ambilkan es krimku dong kak!” teriak gadis itu.

“Baik kapten!” yang dipanggil pun tak lama kemudian datang menghampiri dengan membawa sebatang es krim kesukaan Jessie, sang Kapten.

Angin berhembus pelan, meniup tiap helai rambut gadis itu. Sejuk, damai. Suasana yang kontras dengan keadaan sebelumnya yang mereka hadapi. Dikejar oleh seorang VA memang suatu keadaan yang sangat “tidak damai”.

Masing-masing kru sedang menikmati suasana itu dengan cara mereka sendiri. Bhatara Pohan, sang tabib kapal sedang berada di atas memperhatikan arah laju kapal. Di dalam, Mif Hoeda sedang berlatih push-up sementara Decky duduk di punggungnya dan melap pedang kesayangannya. Rezha yang tadi diperintah mengambil es krim pun kembali menikmati sejuknya angin laut di sisi kapal yang lain. Tiba-tiba….

“Kapten, ada seekor burung berbentuk aneh dari arah jam 1.30!” Teriak Bhatara membuyarkan keheningan.
Sang Kapten segera melihat ke arah yang ditunjuk sementara yang lain serempak meninggalkan kesibukan masing-masing, penasaran.

“Itu bukan burung-roo! Itu Pesawat!” teriak Rezha.

“Itu lebih mirip roket ngadat menurutku, tuh lihat seperti ada letupan-letupan kecil di belakangnya.” Kata Decky berpendapat. Bhatara mencoba mengamati benda terbang tersebut dengan teropong kapal.

“Eng.. anu..” Bhatara seperti hendak menyampaikan sesuatu.

“Apa kak Pohan? Itu manusia? Dan dia memakai seragam Angkatan Laut dengan syal biru di lehernya? Dan dia memakai Geppou di atas sana? Bagaimana bisa? Ini kan di Grand Line dan jaraknya jauh dari pulau terdekat! Berarti dia melakukan Geppou dari jarak yang amat jauh!” teriak Jessie kaget dan tak percaya.

“Kapten mengerti apa maksud perkataan Bhatara!!??” teriak semua kru yang lain serempak, lebih kaget daripada sang Kapten.

“That aside, musuh dari Angkatan Laut mengejar, kita harus bersiap!” perintah Jessie.

Tapi aneh, sang Angkatan Laut yang dimaksud tiba-tiba melambat, sedikit demi sedikit dia merendah. Begitu mencapai atas kapal Campina Champion, dia terjatuh! Semua kru kaget karena Angkatan Laut yang dimaksud pingsan di tempat dengan tubuh menghadap ke bawah. Terlihat jelas simbol Marine di punggungnya yang entah kenapa dicoret silang.

“Kak Pohan, periksa orang ini kak, sepertinya dia butuh bantuan..” kata Jessie yang membuat kru yang lain terperangah, heran.

“Kapten serius mau menolong dia? Angkatan Laut kan musuh kita?” Mif tak percaya, begitupun Rezha dan Decky. Tapi Bhatara tetap tenang dan memeriksa si Angkatan Laut, menuruti perintah sang Kapten.

“Tubuhnya panas!” kata Bhatara, “Sepertinya dia kelelahan, lihat keringat yang keluar dari tubuhnya!”

Setelah membalik badan si Angkatan Laut, alangkah kagetnya Bhatara, karena dia mengenali wajah Angkatan Laut yang ditolongnya itu.

“Dia kan…” kata Bhatara tak percaya.

“Dia siapa kak Bhatara?” kata Mif, entah lupa atau memang dia belum pernah bertemu dengan Marine tersebut.

“Dia Fudo Jishida! Lieutenant Fudo dari South Blue yang dikirim ke Impel Down dan melawanku pada fanfic sebelumnya!” teriak Bhatara, “Harusnya aku menyadari syal biru dan rambut birunya itu. Apa yang hendak dilakukannya di sini? Kenapa dia mengejar kapal kita?”

Sunyi. Semua bingung dengan apa yang terjadi. Bahkan burung-burung yang tadinya berkicau riuh, seperti kehilangan pita suaranya, tiada suara keluar sedikit pun. Bhatara membopong Fudo ke dalam ruang pemeriksaan, berharap segera bisa menyembuhkannya agar dapat menginterogasinya kemudian.

---------

“Sepertinya dia melakukan Geppou dari jarak yang amat jauh hingga sampai kemari. Kakinya terlihat seperti orang yang habis berjalan jauh tanpa berhenti.” Bhatara menjelaskan pada Jessie dan kru yang lain. “Untuk saat ini aku sudah mengobati seperlunya dengan kekuatanku, tapi kelelahan yang didapatnya terlalu besar hingga mempengaruhi mentalnya hingga dia tak sadarkan diri. Tapi mungkin tidak lama lagi dia akan bangun, mudah-mudahan.”

“Ya sudah, untuk sementara ini biarkan dia istirahat dulu. Nanti kita interogasi dia setelah siuman.” Kata Sang Kapten.

“Kenapa Kapten menolongnya? Dia kan angkatan Laut.” Protes Mif.

“Kak Mif mau protes?” jawab Jessie sembari tersenyum dingin. Yang diajak bicara pun bergidik ngeri. Mif terdiam tak berani melanjutkan.

“Eng.. anu.. tenang aja Mif, dia tidak akan berulah. Kapten sudah menyuruh Decky menyiapkan borgol untuk kedua kaki dan tangannya. Meski bukan borgol batu laut, dia tetap akan susah bergerak.” Bhatara menjelaskan.

“Roo! Kalau begitu ayo kita bernyanyi-roo!” teriak Rezha. Bhatara menghentikannya.

“Eng.. anu.. kalau bernyanyi di luar saja, biarkan dia istirahat dulu.”

Rezha dan yang lain pun berjalan keluar ruangan. Di luar tiba-tiba saja sudah berisik. Nyanyian demi nyanyian dilantunkan oleh Rezha, sang musisi kapal. Tinggal sang Kapten, Bhatara, dan Fudo yang tergeletak lemah.

“Aku tidak merasakan keinginan untuk menyerang dari kakak ini.” Jelas Jessie, “Sepertinya dia datang dengan maksud damai.”

“Aku tidak bisa sependapat, kapten. Kita berjaga-jaga saja karena bagaimanapun, dia tetap Angkatan laut.”

“Ya, kita lihat saja nanti, apakah aku bisa menjadikannya budak atau tidak. Tapi itu urusan lain, yang penting biar dia sehat dulu lalu kita interogasi.”

“Ya, kita harus interogasi dia…… tunggu, Kapten mau memperbudaknya!?”

“Sudahlah, tak usah dipikirkan. Aku ikut keluar ya kak Pohan?” kata Jessie sembari pergi meninggalkan Bhatara yang terbingung, sendirian bersama Fudo yang masih terlihat lemah.

Sore itu, kicauan burung sudah tidak terdengar lagi. Mereka hanya beterbangan di angkasa menikmati sore. Beberapa hinggap di tiang penyangga layar kapal. Damai. Laut yang tenang, kontras dengan kondisi Grand Line yang biasanya kacau. Matahari terlihat seperti ada tiga di horizon sana, mungkin efek yang sama seperti oase di Gurun Pasir sedang terjadi di Grand Line. Sebentar lagi malam hari tiba.

---------

This Post is created by Fudo~ All Post related to Japan's Entertainment Product

Artikel [My Short Stories] 001 - Free Bird ini dipublish oleh Fudo pada tanggal 16 Agustus 2012. Jangan lupa tinggalkan komentar ya.. :D. Ada 3 komentar: di postingan [My Short Stories] 001 - Free Bird
 

3 komentar:

  1. Fans Fiction yang masih dalam proses... :D

    BalasHapus
  2. Haha... Mantap bang Fudo... Kisah persona sendiri sepertinya...

    ~ Kidd WTP

    BalasHapus
  3. Hihi, memang dari lama ada niatan untuk membuat Fanfic tentang diri dan Kawan2 X-Cream, tapi baru bisa membuat.. :3

    BalasHapus